BERITA TERKAIT: Bantah Ada keterlibatan Pejabat Kemendikbudristek, PB PGRI hasil KLB: Murni Aspirasi! Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto menjelaskan bahwa konsep link and match ini terdiri dari 8 standar. Pertama, kurikulum disusun bersama.
KOMPAS.com - Sinergi antara pendidikan vokasi dan industri amat penting dalam peningkatan kapasitas serta kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Wikan Sakarinto mengatakan, saat ini, koneksi antara keduanya belum begitu optimal.
Link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri khususnya. Beberapa prinsip yang akan dipakai sebagai strategiSehingga konsep link and match terus menggerus inti dari dunia pendidikan. Apa yang dimaksud dengan konsep "link and Match"? Problema pendidikan waktu itu dan hingga kini adalah tak adanya keberkaitan dan keberpadanan dengan dunia kerja. Seakan-akan, pendidikan dan kerja adalah dua dunia yang berbeda dan tak pernah saling menyapa. Link and match adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja. Program ini meliputi dua sasaran, sekolah menengah dan tingkat perguruan tinggi, untuk mengalokasi jumlah dan kesempatan lulusannya tidak hanya cerdas, tapi juga bisa langsung bekerja. Sandiaga Uno mewacanakan penghapusan UN jika terpilih nanti dan mengusahakan program ini. Saya tanyakan pada Ilham dan Ilham tidak hanya mengingatkan saya bahwa beliau itu adalah mantan Menteri Pendidikan Wardiman Djojonegoro, akan tetapi menambah informasi bahwa beliau itulah yang mempromosikan dunia pendidikan kita tentang metode link & match. Baca juga: Kemendikbud Ristek: Konsep Link and Match Dongkrak Pendidikan Vokasi.
Link and match adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan. Kurikulum dan sistem pendidikan terutama pendidikan tinggi di Indonesia sudah saatnya sesuai dengan kebutuhan kerja (link and match). Pasalnya, sampai saat ini lulusan pendidikan tinggi belum menjadi jaminan bisa memasuki pasar kerja dan dunia industri.Link and match adalah penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan. Diharapkan paradigma orientasi pendidikan tidak lagi supply minded tapi lebih demand minded (kebutuhan pasar) (Dwi Andayani: 2019). KqrkS.