Irismata atau yang lebih jelasnya lingkar mata yang terletak di luar bola matanya, ini warnanya hitam ketika masih muda (di bawah 4 bulan), lalu akkean berubah menjadi abu-abu samar pada umur 4-6 bulan, lalu jadi putih keabu-abuan pada umur 6-8 bulan dan akan menjadi putih jelas dan terang ketika umur 8 bulan +, di umur inilah burung siap di ternak.
Terapi kandang umbaran untuk melatih fisik dan stamina Murai - Istilah "ngetem" tentunya sudah tidak asing lagi bagi para Kicau Mania, terutama bagi para pemain lapangan. Ngetem adalah istilah dimana burung berhenti berkicau beberapa saat ditengah-tengah lomba yang sedang berlangsung untuk kemudian berkicau lagi. Ngetem bisa terjadi pada burung lomba jenis apa saja, termasuk burung Murai Batu MB. Burung Murai Batu yang ngetem saat dilombakan bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain 1. Obesitas Burung Murai Batu MB yang mengalami obesitas / kegemukan sangat berpotensi ngetem ketika dilombakan. Hal itu disebabkan karena kelebihan berat badannya akan membuat burung Murai Batu tersebut menjadi cepat lelah dan nafasnya menjadi terengah-engah sehingga akan berhenti berkicau beberapa saat untuk menarik nafas. Untuk itu, masalah obesitas pada Murai Batu harus segera ditangani dengan cara menurunkan berat badannya agar tidak terlalu gemuk dengan pemberian menu pakan yang variatif serta dengan porsi seimbang ditambah pemberian multivitamin. Penjemuran serta latihan di kandang umbaran secara rutin dan terjadwal juga perlu dilakukan agar lemak di tubuh burung Murai Batu berkurang dan tubuh burung menjadi ramping, sehingga staminanya menjadi prima dan nafasnya menjadi juga Pentingnya terapi kandang umbaran untuk Murai Batu 2. Kurang kondisi Murai Batu yang sering ngetem ketika dilombakan bisa juga disebabkan karena staminanya kedodoran karena harus berkicau terus-menerus selama lomba berlangsung, sehingga burung harus jeda sejenak mengumpulkan tenaga untuk kemudian berkicau lagi. Hal itu bisa disebabkan karena kondisi fisik burung Murai Batu sedang tidak fit. Faktor penyebabnya bisa karena perubahan cuaca yang tidak menentu pancaroba, kurangnya pemberian multivitamin dan bisa juga karena burung Murai Batu tetsebut masih dalam masa rekondisi pasca mabung sehingga kondisi fisiknya belum pulih 100%. 3. Jam terbang lomba Murai Batu yang belum terbiasa dilombakan biasanya akan sering ngetem ditengah-tengah lomba yang sedang berlangsung. Hal itu wajar karena Murai Batu tersebut belum terbiasa bertanding dengan banyak lawan yang harus di hadapi. Penyebabnya karena mental Murai Batu tersebut belum terlatih, sehingga mudah ngedrop ketika mendengar suara tembakan-tembakan lawannya yang Batu yang minim pengalaman lomba cenderung akan terdiam karena merasa kaget dan tertekan oleh suara-suara kicauan Murai Batu lain yang terdengar asing baginya. Untuk mengatasi hal itu, burung Murai Batu harus dilatih secara rutin dengan sering membawanya ke arena lomba atau latber untuk menambah jam terbangnya agar mentalnya semakin terasah seiring berjalannya waktu sampai pada akhirnya Murai Batu tersebut bisa kerja maksimal dari awal sampai akhir lomba tanpa juga Buka tutup kerodong untuk melatih mental fighter Murai Batu lapangan 4. Usia Murai Batu Usia Murai Batu juga sangat mempengaruhi performanya dilapangan. Karena mental Murai Batu muda masih belum stabil dan belum kuat menghadapai tekanan dari lawan-lawannya yang usianya sudah lebih mapan / dewasa, sehingga akan sering ngetem ketika dilombakan. Jadi untuk Murai Batu yang masih berusia muda sebaiknya jangan sering di ikutkan lomba dulu sampai mentalnya benar-benar siap tempur. Sebaiknya, sering dilatih / ditrek dulu dengan beberapa ekor Murai Batu lain yang usianya sama atau yang lebih muda agar mentalnya semakin kuat. Ngetem pada Murai Batu bukanlah masalah serius karena masih bisa di atasi pada lomba berikutnya. Hanya saja, potensi Murai Batu untuk menjadi juara akan sulit diraih karena sudah bisa dipastikan akan kalah dengan Murai Batu yang kerja full dari awal sampai akhir lomba tanpa juga Usia ideal Murai Batu untuk dilombakan Demikian sedikit informasi tentang penyebab dan cara mengatasi Murai Batu ngetem saat lomba yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung Murai Batu MB, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain. Semoga bermanfaat Terima kasih
Sebagaigambaran, murai betina hasil tangkaran mulai birahi pada usia tujuh sampai delapan bulan. Artinya, MB betina sudah siap dijodohkan dan berproduksi. Untuk MB Medan, harga pasaran lepas trotol antara Rp 2300 sampai Rp 2500 untuk ekor 12 cm. Ekor diatas 12 cm tentunya bisa lebih mahal lagi karena anakannya bisa menurunkan ekor panjang.

Pada saat Anda Menangkarkan burung murai batu memang harus dilakukan dengan cara yang cukup teliti supaya bisa sukses dan bisa memanen. Salah satu yang harus anda ketahui ialah kunci utama pada saat mengawinkan burung murai batu tersebut. Pada saat anda baru Belajar menangkarkan burung murai batu untuk seorang pemula memang sangat membutuhkan kecermatan, ketelitian dan juga kesabaran yang ekstra. Apalagi untuk mengetahui karakter dari burung murai batu tersebut . Proses penjodohan burung yang sudah terbiasa naik gantangan di arena lomba ini ternyata jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan jenis burung yang lainnya. Hal ini di sebabkan karena hal agresifitas dari jenis burung tersebut. Dengan demikian, maka dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Ada yang mengatakan jika 80% adalah keberhasilan berasal dari indukan betinanya. Sebab, Indukan betina sangat berperan besar untuk menentukan suatu keberhasilan pada penangkaran ini. Rekomendasi √ Perilaku Murai Batu Yang Buruk Ketika Mengikuti Lomba... Jadi, tidak hanya proses di penjodohan saja, akan tetapi burung betina ini mempunyai tanggung jawab yang berkelanjutan. Sampai pada masa-masa proses produksi bertelur dan pasca bertelur mengerami dan proses merawat anakannya. Cara Yang Benar Mengawinkan Burung Murai Batu Maka dari penjelasan diatas, sebaiknya anda bisa memilih indukan betina yang bisa memenuhi kualifikasi tersebut. Tujuannya agar pada saat proses penangkaran murai batu bisa lebih sukses dan berhasil. Perhatikan juga umur dari burung yang betina, dan lihat kematangan yang ideal untuk burung murai betina yang akan dijodohkan yakni berusia 8 bulan atau 12 bulan. Dan yang lebih pentingnya lagi yakni burung betina itu haruslah sudah siap untuk dikawinkan dalam masa birahi. Sedangkan untuk yang pejantannya di usahakan yang mempunyai karakter jawara. Tahapan Penjodohan Konsepnya, Anda bisa menempatkan indukan burung betina dan juga burung jantan yang sudah ditentukan pada sangkar yang berbeda. Yang pertama, Anda bisa memasukan burung murai yang betina ke dalam kandang ternak. Biarkan posisi burung yang jantan tetap berada pada sangkarnya sendiri. Tunggu hingga burung betina menandakan menyusun sarangnya di glodok meskipun beberapa hari. jika penyusunan sangkar sudah terlihat berarti burung betina sudah siap untuk di kawin. Setelah itu, burung yang jantan bisa anda lepas ke dalam kandang ternak. Pada umumnya 2 burung tersebut akan langsung kawin, bilamana burung betina sudah mencapai masa-masa birahi, pastinya burung jantan akan mengawini dalam beberapa hari puncak untuk produktif dari burung murai batu yaitu setahun ke atas dari burung betina. Selanjutnya tiga tahun keatas untuk yang jantannya. Kandang Yang Cocok Pada saat anda akan mengawinkan burung murai batu juga harus perhatikan untuk memberikan kandang ternak yang cocok. Untuk Ukuran kandang sebaiknya menyesuaiakan dengan luas lahan yang ada. Sebagian besar dari pembudidaya akan menangkarkan burung murai batu di kandang yang berukuran 1 X 2 Meter. Namun, adapula yang menggunakan kandang dengan ukuran yang lebih kecil. Selanjutnya, anda juga bisa memasukan beragam bentuk sarang pada kandang tersebut. Contohnya seperti bentuk kotak yang dibuat menggunakan dari triplek, atupun dari potongan-potongan bambu yang dilubangi. Dengan demikian, maka indukan burung murai batu bisa menentukan sendiri bentuk tempat sarang yang disukaianya, agar burung tersebut bisa merasa nyaman pada waktu produksi. Makanan Murai Batu Untuk cara sukses mengawinkan burung murai batu usahakan juga diperhatikan pada masalah pakannya. Anda bisa memberikan pakan berupa serangga jangkrik dan juga ulat hongkong yang ditempatkan dalam bak plastik di kandangnya. Sebaiknya pada jumlah pakan jangan dibatasi, dan anda bisa memberikannya dalam jumlah yang banyak agar indukan bisa berproduksi dengan maksimal. Jadi, hal utama pada saat mengawinkan burung murai batu memang berada pada burung indukan betinanya. Jika semakin matang umur produktifnya, maka pada tingkat keberhasilan penangkaran juga bisa menjadi lebih tinggi. Nah, untuk panennya, maka anakan burung murai yang sukses menetas tersebut akan dirawat oleh burung indukanya hingga umur 7 hari. Dan setelah itu, anakan bisa dipanen serta dimasukkan kedalam box incubator. Setelah umur anakan tersebut melebihi 1,5 bulan, anakan dari burung murai batu tersebut sudah dapat dipinang atau bisa juga dipasarkan.

MuraiBatu Siap ternak/lomba Murai batu berasal dari aceh dengan suara yang keras serta tembus, sudah siap untu ditangkar sebagai induk ataupun di bawa ke lomba (perlu sedikit penyesuaian) piyik pada usia itu sangat peka terhadap suara, karena belum bisa buka mata, maka dari itu setiap ada suara respon piyik adalah membuka mulut untuk minta

Burung Murai - Semua pemilik Murai Batu MB, terutama para pemain lapangan tentu menginginkan burung Murai Batu miliknya dapat berprestasi di arena lomba burung untuk mencetak Murai Batu agar bisa juara tidaklah semudah yang dibayangkan karena masing-masing burung Murai Batu memiliki karakter yang berbeda-beda dan harus disesuaikan dengan pola perawatannya, dari mulai perawatan mandi, penjemuran, pengumbaran dan pengerodongan serta settingan extra fooding EF yang harus tepat dan sesuai agar burung dapat menampilkan performa terbaiknya. Sebelum dilombakan, burung Murai Batu harus disiapkan dengan matang, baik fisik maupun mentalnya agar mampu bertanding menghadapi lawan-lawannya digantangan. Persiapan untuk lomba dilakukan selama beberapa hari sebelum hari H juga Ciri-ciri Murai Batu yang sudah siap dilombakan Berikut ini contoh settingan lomba untuk Murai Batu yang dilakukan seminggu sebelum lomba 1. Dari hari senin sampai rabu burung Murai Batu masih tetap dirawat seperti perawatan harian. 2. Mulai hari kamis porsi jangkrik mulai dinaikkan dari yang tadinya 5 / 5 pagi / sore menjadi 8 / 7 pagi / sore. Jadi dalam sehari totalnya diberikan 15 ekor jangkrik. Sedangkan untuk perawatan lainnya seperti mandi dan jemur tetap dilakukan seperti hari biasa. 3. Pada hari jum'at porsi jangkrik dinaikkan lagi menjadi 10 / 10 pagi / sore ditambah 5 ekor ulat hongkong UH. Untuk perawatan lainnya masih tetap sama seperti hari-hari biasa. 4. Hari sabtu porsi jangkrik kembali dinaikkan menjadi 15 / 10 pagi / sore ditambah 5 ekor ulat hongkong UH dan juga kroto sebanyak 2 sendok makan pada pagi hari untuk hari sabtu Murai Batu sudah tidak dimandikan dan dijemur lagi. Jadi, burung benar-benar istirahat total dengan dikerodong seharian full kerodong dan diletakkan ditempat yang teduh setelah diberikan jangkrik, kroto dan ulat hongkong UH pada pagi hari. 5. Pada hari minggu pagi, Murai Batu yang akan dilombakan diberikan 10 ekor jangkrik, 5 ekor ulat hongkong UH dan kroto sebanyak 2 sendok makan tanpa mandi dan jemur. Pada saat sampai dilapangan, usahakan untuk menjauhkan burung Murai Batu tersebut dari burung lainnya, terutama burung sejenis agar tidak tarung sebelum naik gantangan karena dapat menyebabkan staminanya terkuras sebelum lomba dimulai. Dengan menjauhkannya dari Murai Batu lain maka staminanya tidak akan terkuras karena bertarung dibawah, sehingga ketika kerodong dibuka saat naik gantangan, emosi dan staminanya masih full dan bisa tampil ngotot sampai akhir penjurian. 6. Jika Murai Batu akan diturunkan pada sesi berikutnya, sebaiknya burung tetap tidak dimandikan. Berikan lagi 5 ekor jangkrik dan 3 ekor ulat hongkong UH kemudian dijauhkan dari arena lomba dan usahakan untuk mencari tempat yang lebih juga Ciri-ciri fisik / katuranggan Murai Batu bermental fighter Selain perawatan sebelum lomba, burung Murai Batu juga memerlukan perawatan pasca lomba untuk menstabilkan kondisi fisik dan mentalnya. Agar Murai Batu MB tidak menjadi galak setelah dilombakan, usahakan setelah pulang dari mengikuti lomba sebaiknya burung dimandikan dan jangan diberikan jangkrik atau extra fooding EF lainnya di mandikan kemudian burung di angin-anginkan dulu sampai bulu-bulunya kering lalu dikerodong. Dan pada keesokan harinya pola perawatan dan settingan extra fooding EF dikembalikan lagi seperti perawatan hariannya. Jadi intinya, sebelum membawa Murai Batu ke lapangan, kita harus jeli melihat kondisinya. Jika Murai Batu terlihat terlalu galak, maka jangan diberikan ulat hongkong UH, tapi harus diredam dengan lebih banyak mandi dan diberikan kroto. Sedangkan jika Murai Batu tampak kurang emosi, sebaiknya berikan ulat hongkong UH dan tambah durasi penjemuran serta kurangi intensitas mandi untuk mendongkrak juga Cara setting birahi, emosi dan stamina Murai Batu agar tampil maksimal digantangan Demikian sedikit informasi tentang settingan lomba untuk Murai Batu agar tampil maksimal yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung Murai Batu MB, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain. Semoga bermanfaat Terima kasih
TempatSimpan Murai Batu Vs Tledekan Perlu Berjauhan: Antara Mitos Dan Fakta. Performa Murai Batu Vs Kacer, Cucak Ijo Dan Cendet: Antara Mitos Dan Fakta Tips Jitu Merawat Lovebird Agar Cepat Gacor Dan Siap Lomba. Umur Burung Laut Lebih Panjang. Rawatan Murai Batu Muda Dan Dewasa Dari Hutan. GlobalFauna Farm. (Penangkaran Murai Batu Medan) == 082 35 123 3778 ( SIMPATI ), Hp stanby Gan Dan Pin 52386092!!! (Jika tidak diangkat bisa meninggalkan sms dan nanti kita akan balas) Datang langsung ke alamat : yamin no 155 kel/desa sei kerah hilir ll rt/rw 005/007 kec.

3 Murai Batu Membuka Sayap Lebar. Burung Murai Batu yang sering membuka sayap lebar-lebar dan turun ke dasar sangkar lalu tidak berkicau sama sekali, berarti burung tersebut tidak dalam kondisi prima. Murai ini tidak layak dibawa ke lapangan. Kemungkinan fisik dan mental tempur Murai Batu belum siap dilombakan.

Sudahpuluhan kali si jagoanku meraih gelar juara di berbagai lomba burung berkicau di wilayah tersebut. Pleci yang siap bertarung dapat dilihat dari alis atau kacamatanya. Umumnya, yang fighter adalah memiliki alis atau kacamata tebal. Usia: Murai batu dapat mencapai usia 10-15 tahun. Wilayah penyebaran: Philipina, Indonesia, Malaysia Sejakitu, ia mengaku termotivasi mengumpulkan uang untuk membeli Murai Batu yang sudah gacor (istilah yang artinya burung yang sangat rajin berkicau dengan lantang) dan siap lomba. “Pertama kali saya beli Murai Batu dengan harga Rp 4 juta. Sampai Saat ini ada lima pasang Murai untuk ternak, dan empat ekor Murai untuk lomba,” ungkapnya. CiriBurung Murai Jantan dan Betina Usia 2 Bulan. Burung Murai Batu baik jantan maupun betina mempunyai warna nyaris sama. Sehingga, dapat mengecoh pembelinya. Saat memasuki umur 2 bulan, bulu di punggung Murai Batu mulai berwarna hitam legam. Tingkah laku Murai Batu jantan lebih lincah dibandingkan Murai Batu betina. DTxwrK.
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/119
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/810
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/987
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/651
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/279
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/459
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/685
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/321
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/238
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/978
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/702
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/808
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/406
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/592
  • uaq5lc5zzd.pages.dev/164
  • usia murai batu siap lomba